Minggu, 01 November 2015

Quotes : Prosa Layang-Layang

"Sewaktu orang diberi cobaan, Allah juga memberikannya kekuatan setara untuk menghadapi cobaan itu. Tinggal kita mau atau nggak menggunakan kekuatan itu"

"Ketika seseorang menceritakan masalahnya pada orang lain, yang dia butuhkan sebenarnya bukan solusi, tetapi rasa simpatik. Solusi jarang datang dari orang lain. Kebanyakan malah datang dari buah fikiran sendiri"

"Karena May, semua hal akan menjadi lebih indah saat hal itu bukan lagi milik kita"

"Betapapun menyenagkannya masa depan, dia tidak akan pernah bisa menggantikan masa lalu"

"Namun hati bukan kapal yang bisa memilih tempat terealistis untuk berlabuh, kan? Hati itu seperti debu, dia menuruti angin yang membawanya"

"Ya, cinta memang ada-ada saja. Kita selalu mencari ribuah alasan mengapa kita jatuh cinta. Tapi pada akhirnya, kita kembali pada satu kesimpulan: kita tidak punya satu alasan pun. Lalu kenapa kita bisa mencintai? Itu hanya naluri yang membuat kita berbuat apa saja tanpa alasan. Seperti mengapa kita ingin makan, mengapa kita ingin pipis, dan sebagainya"

"Tapi kalian tau kan, matematika? Itu pelajaran yang terdiri dari angka-angka, dimusuhi hampir seluruh pelajar di Indonesia, khususnya aku. Aku benci angka-angka, karena angka tidak bisa berbahasa. Lebih tepatnya, karena aku tidak bisa menggunakan angka-angka dengan baik"

"Kebahagiaan ada ketika kita akhirnya mendapatkan sesuatu yang kita inginkan setelah berusaha keras. Kebahagiaan ada ketika kita menerima, ketika kita berhasil mengubah masalah menjadi sebuah pembelajaran. Kebahagiaan, adalah waktu kita tersenyum"

"Satu-satunya mitos yang kupercayai di dunia ini adalah: Nyontek bisa membuat nilai kita menjadi bagus"

"Sebaik apapun langkah yang kita mabil, akan selalu ada orang yang mencemooh. Dan pada orang-orang yang seperti itu, kita tinggal tersenyum saja dan bilang pada mereka 'lihat saja nanti'. Waktu yang akan membuktikan siapa yang pantas bahagia, siapa yang nggak"

"Perbedaan dan kenyamanan memnag nggak selamanya berbanding lurus. Tetapi selama perbedaan itu menyenangkan, kenapa tidak?"


Sumber : Novel Prosa Layang-Layang by Intan Kirana
Terbitan Elex Media Komputindo

Sabtu, 05 September 2015

Cerita Ngasal Tentang 4 September-

Heran.
Entah kenapa definisi 'ulang tahun' berubah seiring bertambahnya usia.
Kalau dulu waktu kecil, yang ada di fikiran kalau disebutkan kata 'ulang tahun' pastilah muncul bayang-bayang balon, kue tart, lilin, kado dan lagu selamat ulang tahun. Duduk diatas kursi dengan gaun pesta dan dikelilingin orang-orang bertopi runcing. Rasanya ulang tahun menjadi hari paling membahagiakan.
Tapi semakin tua, makna ulang tahun berubah menjadi sesuatu yang menakutkan untuk ditunggu. Yang terbayang adalah siraman air parit, lemparan telur busuk ditambah sekarung tepung, dan sederet pernak-pernik menjijikkan lainnya. Belum lagi jika tinggal di asrama atau sejenisnya. Ditinggal lima menit saja, lemari dan tempat tidur bisa jadi sasaran empuk untuk dijadikan percobaan pembuatan kapal pecah. Atau bahkan kapal karam. Dan seperti tidak tahu diri, setelah mereka ngerjain yang ulang tahun habis-habisan, 'traktir' adalah hal yang berikutnya seakan menjadi kewajiban untuk mereka.

Lewat jam duabelas setelah tanggal kalender berganti menjadi 4 September 2015 kemarin, panitia dekorasi RIAB FAIR IV menjadi orang-orang pertama yang ngucapin 'Happy birhtday' untukku. Ya, menjelang RIAB FAIR IV yang akan dilaksanakan kurang dari sepuluh hari lagi, panitia dekorasi rela-relain waktu tidur buat nyiapin dekorasi acara. Kebetulan, malam itu aku ikutan nimbrung dengan niat bantu-bantu walau aku bukan bagian dari panitia dekorasi. And you know? Ipeh, Nahda, Risa, Una, Zahara, Ayu, maksa aku untuk nelan biskuit sebanyak-banyak yang mereka suapin sampe rasanya mulutku overdosis sama biskuit dan aku mau muntah -__- Dan sialnya mereka nggak mau tau. Katanya, ulang tahun adalah satu hari penuh penyiksaan.
Sebelumnya, Nanda-alias Tiffani-alias TM- dengan malu-malu ngantarin aku sebuah kertas yang dilipat segi empat. Yang sayangnya kertas itu nggak bisa aku paparin di layar ini karena pesan-pesan moralnya kelewat mengesankan ._.v . Anak-anak se-departemen OSIS maksa-maksa minta di balenin. Dan sayangnya lagi aku ga punya uang -__-. Heran kan, kenapa orang ulang tahun selalu di jadiin sasaran untuk minta di traktir. Padahal, seharian itu udah di siksa mati-matian.

Seharian di tanggal 4 kemarin rasanya aku jadi orang paling sibuk. Nggak ngerti sibuknya kenapa. Pokoknya sibuk aja. Dan syukur banget aku nggak di kejutkan dengan sederet pernak-pernik menjijikkan ulang tahun. Malamnya lewat jam sebelas, badan rasanya remuk. Balik dari kelas, pengen langsung ke kamar dan udah terbayang pengen lansung tidur. Tapi begitu buka pintu kamar, aku nggak percaya liat pintu-pintu lemari udah pada terbuka dan semuanya kosong. Ya, kosong. Isinya terbang entah kemana. Dilempar keseluruh sudut kamar, dan rasanya lantai kamar tertutup semua sama isi lemari.
Oke. Kata mereka, ini kado. Jadi dengan sabar aku ngeberesin semuanya malam itu juga. Rasanya pengen nangis -__- rencana untuk langsung tidur seketika musnah. Sedih banget liat kawan-kawan sekamar udah pada nyenyak tidur tapi aku masih kayak anak tiri dipaksa tengah malam ngeberesin lemari. Lemari terisi lagi dan jam udah lewat di angka dua belas. Aku jalan ke lamari satu lagi -jadi ceritanya aku punya dua lemari- buat ngambil sikat gigi. Niatnya mau ke kamar mandi dulu sebelum tidur.

Dan rasanya otak aku mendidih. Nggak taunya lemari yang satu lagi itupun diberantakin total. Arggh. Pengen marah, tapi ke siapa? Nggak ada yang ngaku -__-