Aku hanya merasa masih terlalu belia untuk memikirkan cinta.
Aku paham kau ingin agar aku mengerti perasaanmu. Seperti yang sering kau ucapkan bahwa entah kenapa kau sangat menyayangiku.
Ada secuil hatiku yang berbahagia untuk itu. Kau tau ?
Tapi entah kenapa, terkadang aku berharap kau cukup mencintaiku dalam diam. Tanpa perlu kau jelaskan. Dan biarkan Allah yang akan memberi kejelasan. Karna jika kau tuturkan pun, untuk apa ?
Kita ini masih bocah, bukan ?
Masih terlalu belia untuk memikirkan cinta
Bukan aku melarang. Jatuh cinta itu fitrah, kan ? Aku tau.
Tapi, apalah makna cinta untuk dua orang bocah seperti kita. Yang segalanya masih bergantung pada orang tua. Yang untuk mencari selembar uang ribuah pun masih angan-angan. Lalu dari sisi manakah aku bisa menyimpulkan bahwa ucapan 'serius' mu itu benar ?
Bahkan aku ragu apakah itu benar-benar cinta? Atau hanya simpati lalu kau sulit melupakan?
Aku tak pernah bermaksud melarangmu untuk memupuk perasaan itu untukku.
Sama sekali tidak.
Tapi kau tau ? Aku pun punya begitu banyak sisi buruk yang belum kau tau. Selama ini kau hanya melihat sisi baikku, lalu kau bilang bahwa kau jatuh cinta. Semudah itukah cinta datang ?
Karena itu aku ragu, apakah itu benar-benar cinta ? Atau hanya simpati ?
Sudah ku bilang, kan ? Kita ini masih bocah. Untuk menilai seseorang dengan baik saja kita masih awam.
Terimakasih telah cukup sabar menghadapi sikapku yang tak acuh disetiap sapamu.Aku tau kau geram.
Aku tak acuh hanya karna aku peduli. Aku tak ingin kau menganggapku memberi harapan. Aku tak ingin kau terlalu cepat terbang tinggi melambung bersama harapan itu, kemudian menganggapku menjatuhkan mu karena mungkin pada akhirnya aku tak bisa mewujudkannya.
Terimakasih atas niatmu untuk saling menjaga. Bahwa kau juga tak menginginkan hubungan yang tak halal. Atas prinsipmu bahwa wanita yang baik hanya untuk lelaki yang baik. Yang ingin kutanyakan, apakah kau benar-benar telah yakin bahwa aku cukup baik untukmu ?
Kau perlu tau bahwa aku mungkin tak sebaik yang kau fikirkan.
Kau pernah bilang, kan ? Bahwa kau akan menungguku hingga kehalalan itu tiba.
Apakah kau yakin mampu menungguku ?
Apakah kau yakin bahwa orang tua kita kelak akan memiliki pemikiran yang sama ?
Perjalanan kita Insya Allah sama-sama masih panjang. Sangat panjang
Simpan dulu rasamu. Aku pun akan berusaha menyimpan nya dengan baik. Sebaik kau memupuk rasa itu sekarang.
Dan kelak jika memang kau yang telah Allah pilihkan untukku, kita masih saling mempersembahkan rasa yang masih terjaga.
Atau mungkin di ujung sana, ada seseorang yang telah menunggumu dan jauh lebih baik dariku.
Siapa tau ? Itu rahasia Allah, kan ?
Jaga hati, ya ^^